Network
BERITASOLORAYA.com – Sejak adanya pandemi Covid-19, pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh.
Hal ini mengakibatkan terjadinya learning loss atau kehilangan dalam pembelajaran.
Learning loss yang disebabkan dari pembelajaran jarak jauh ini juga dirasakan oleh Indonesia.
Guna menghindari learning loss, negara-negara G20 mendorong pembelajaran tatap muka dibuka kembali.
Hal ini disebabkan karena pembelajaran jarak jauh tidak lebih baik dari pembelajaran tatap muka.
Baca Juga: Profil Lengkap Rini S Bon Bon, Komedian Terkenal Tahun 1990-an yang Tutup Usia
Hingga saat ini pembelajaran tatap muka dianggap sebagai pembelajaran yang tidak menyebabkan learning loss.
Oleh sebab itulah, negara-negara G20 mendorong dan mendukung adanya pembelajaran tatap muka.
Sebab pembelajaran tatap muka dianggap lebih efektif dan tidak menimbulkan learning loss seperti pembelajaran jarak jauh.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of the G20 Education Working Group), Iwan Syahril menuturkan bahwa sejumlah negara memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh.
Baca Juga: Ungkapan Chris Evans Usai Tinggalkan Peran Sebagai Captain America
Kebijakan pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan oleh sejumlah negara di dunia ini bervariasi kualitasnya, serta tidak sama dari satu negara ke negara yang lain.
Iwan juga menjelaskan bahwa pemulihan pendidikan global sangat penting untuk dibahas.
Pembahasan mengenai pemulihan pendidikan global ini sangat penting supaya bisa meraih tujuan pulih bersama.
Terlebih lagi, Indonesia memimpin Presidensi G20 tahun 2022 dan Kemendikbud mengemban amanat pemulihan bersama untuk pembelajaran.
Baca Juga: Ini Dia 5 Kesalahan Plot Hole pada Film Blockbuster di Tahun 2000an, Dua Diantaranya dari Marvel!
“Siswa di seluruh dunia menghadapi masalah akses mendapatkan pembelajaran dan risiko kehilangan pembelajaran atau learning loss. Ini yang harus kita sikapi bersama-sama,” ujar Iwan Syahril dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB).
Iwan juga menuturkan bahwa berbagai studi menunjukkan pembelajaran tatap muka masih merupakan kondisi pembelajaran yang paling baik untuk para siswa.
Pembelajaran tatap muka juga dianggap tidak menimbulkan learning loss seperti pembelajaran jarak jauh.
Baca Juga: Pemda Harus Usulkan Formasi PPPK 2022 Melalui Aplikasi Ini. Segera Lakukan Sebelum Rakoor
Senada dengan hal itu, Chief of Education, United Nations Children’s Fund (UNICEF), Katheryn Bennett mengungkapkan bahwa pertemuan tatap muka antara guru dan murid, serta murid dan teman-temannya tidak bisa tergantikan di negara manapun.***
