Hasil Studi PISA 2022 Merilis Sistem Pembelajaran di Indonesia Naik 5-6 Peringkat, Berikut Informasinya

- 6 Desember 2023, 10:10 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, dalam perilisan PISA
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, dalam perilisan PISA /tangkapan layar kemdikbud.go.id

 

 
BERITASOLORAYA.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mendapat rilis hasil studi PISA 2022 pada Selasa 5 Desember 2023. Hasil PISA kali ini menunjukkan peringkat hasil belajar literasi Indonesia naik 5 hingga 6 posisi dibanding PISA 2018. Peningkatan ini merupakan capaian paling tinggi sepanjang sejarah Indonesia mengikuti PISA.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan dalam hal literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Sedangkan literasi matematika juga naik 5 posisi dan literasi sains naik 6 posisi.

Peningkatan posisi Indonesia pada PISA 2022 menunjukkan kemampuan yang baik dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Nasib Tenaga Honorer yang Belum Diangkat hingga Tahun 2024 setelah Penghapusan

Nilai literasi membaca internasional di PISA 2022 rata-rata turun 18 poin, sedangkan nilai Indonesia hanya turun 12 poin. Jumlah itu termasuk kategori rendah dibandingkan negara lain.

Menurutnya, peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran atau learning loss akibat pandemi.

Relatif kecilnya learning loss mencerminkan ketangguhan para guru yang didukung program penanganan pandemi.

Salah satunya berkaitan dengan akses daring. Bantuan kuota internet diberikan kepada lebih dari 25 juta murid dan 1,7 juta guru agar dapat mengakses materi dan melaksanakan pembelajaran secara daring.

Baca Juga: Batas Waktu Penataan Tenaga Honorer Diberlakukan hingga Desember 2024

Pelatihan guru yang maksimal juga mendorong naiknya peringkat Indonesia pada PISA 2022. Pelatihan tersebut disediakan oleh Kemendikbudristek melalui platform Merdeka Mengajar disertai materi pembelajaran secara daring dan campuran.

Berbagai materi dibuat untuk membantu guru dalam memberikan pembelajaran di rumah saat masa pandemi. Diantaranya modul asesmen diagnostik untuk mengukur literasi dan numerasi serta modul pembelajaran literasi dan numerasi.

Terobosan yang paling penting adalah penerapan Kurikulum Darurat yang menyederhanakan materi kurikulum agar guru dapat fokus dalam pembelajaran yang lebih mendalam. Terutama untuk memperkuat literasi dan numerasi peserta didik.

“Penyederhanaan materi kurikulum efektif mengurangi learning loss. Sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat kehilangan 1 bulan learning loss dibanding sekolah yang menerapkan 5 bulan Kurikulum 2013 secara penuh. Penyederhanaan ini menjadi salah satu prinsip utama dalam merancang Kurikulum Merdeka,” kata Nadiem dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman Kemdikbud.go.id, Rabu 6 Desember 2023.

Baca Juga: Juknis Baru Kenaikan Pangkat ASN Tahun 2023

Dengan prinsip tersebut, Kurikulum Merdeka mengurangi materi wajib di berbagai mata pelajaran. Sehingga guru punya waktu lebih untuk menggunakan pembelajaran yang mendalam, interaktif, dan berbasis projek.

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka mendukung guru melakukan asesmen diagnostik dan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan setiap murid. Buku-buku teks Kurikulum Merdeka juga berisi lebih banyak aktivitas yang dirancang mengasah daya nalar.

Dengan demikian, pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka tidak lagi berorientasi pada penyampaian materi tetapi mengasah kompetensi dan karakter murid.

Direktur untuk Pendidikan dan Keterampilan, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD, Andreas Schleicher, memuji ketangguhan sistem pendidikan di Indonesia, terutama saat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kesepakatan Tenaga Honorer yang Kerja 5 Tahun Tanpa Putus Diangkat Jadi PPPK Tanpa Tes

Menurut Andreas, beberapa tahun terakhir merupakan masa yang sangat sulit. Tapi, peserta didik di Indonesia secara umum berhasil mempertahankan kualitas hasil pembelajaran dalam nilai PISA mereka.

Ia pun mengapresiasi Indonesia yang berhasil menjaga kualitas pembelajaran meskipun ada pandemi. Pencapaian tersebut menunjukkan jika guru di Indonesia memberi dukungan yang baik untuk para muridnya.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah