China Kecam Aksi Amerika Serikat yang Transit Kapal Perangnya di Selat Taiwan

23 Juni 2021, 12:09 WIB
Ilustrasi kapal perang AS. /Maciej Kitlinski from Pixabay

PR SOLORAYA - China mengutuk Amerika Serikat (AS) sebagai 'pencipta risiko' keamanan terbesar di kawasan Selat Taiwan setelah sebuah kapal perang AS kembali berlayar melalui jalur air sensitif yang memisahkan Taiwan dari China.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke USS Curtis Wilbur melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada Selasa, 22 Juni 2021 sesuai dengan hukum internasional.

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ungkap Armada ke-7 Angkatan Laut AS, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters pada Rabu, 23 Juni 2021.

Sementera itu, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan pasukan mereka memantau kapal AS itu sepanjang perjalanannya dan juga telah memberikan peringatan.

Baca Juga: Kontrak Baru Lionel Messi Sedang Disiapkan, Fabrizio Romano: Hanya Masalah Waktu

"Pihak AS sengaja memainkan trik lama yang sama dan menciptakan masalah dan mengganggu hal-hal di Selat Taiwan," katanya.

"Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah pencipta resiko terbesar bagi keamanan regional, dan kami dengan tegas menentang ini," tambah Komando Teater Timur PLA.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal telah berlayar ke arah utara melalui selat dan situasinya 'normal' seperti biasa.

Sebelumnya, sebuah kapal yang sama transit di selat sebulan yang lalu, mendorong China untuk menuduh Amerika Serikat mengancam perdamaian dan stabilitas.

Baca Juga: Tak Terbuka pada Warga hingga Meninggal Seorang Diri, Jenazah Pasien Covid-19 Terlantar di Depan Rumahnya

Misi terbaru datang sekitar seminggu setelah Taiwan mengatakan 28 pesawat angkatan udara China, termasuk pesawat tempur dan pengebom berkemampuan nuklir, memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ), serangan terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.

Insiden itu menyusul para pemimpin negara G7 yang mengeluarkan pernyataan bersama memarahi China atas serangkaian masalah dan menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Di sisi lain, komentar tersebut dikecam China. Pemerintah Beijing menyebutnya sebagai fitnah yang tidak berdasar.

Baca Juga: Warga Non DKI Jakarta Tetap Bisa Divaksinasi, Wagub Ahmad Riza Patria: Bikin Surat Keterangan

Diketahui, Angkatan Laut AS telah melakukan operasi semacam itu di Selat Taiwan setiap bulan atau lebih.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan yang demokratis, namun mereka pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama bagi Taiwan.

Ketegangan militer antara Taiwan dan Beijing telah meningkat selama setahun terakhir, dengan Taipei mengeluhkan China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler