PBB Was-Was, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh atas Serangan di Sekitar Kompleks Pembangkit Nuklir

13 Agustus 2022, 19:18 WIB
Terjadi serangan militer antara Rusia dan Ukraina di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang membuat PBB was-was. /Alexander Ermochenko/REUTERS

BERITASOLORAYA.com – Kepala nuklir PBB memperingatkan Rusia dan Ukraina yang diduga bertempur di sekitar kompleks pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina, pada Kamis malam, 11 Agustus 2022.

PBB memperingatkan aktivitas militer tersebut menyebabkan konsekuensi berbahaya berupa bencana nuklir.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menyerukan agar kawasan sekitar kompleks pembangkit nuklir Zaporizhzhia didemiliterisasi.

Baca Juga: Catat! 6 Perbedaan Mekanisme Seleksi PPPK Yang Wajib Guru Honorer Ketahui Pada Tahun 2022 dengan P3PK 2021

Senada dengan hal itu, Menteri Luar Negeri negara G7 juga mendesak Rusia untuk mengembalikan Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina dan menghentikan aktivitas militer di kawasan itu.

Hal ini ditempuh demi menghindari konsekuensi kecelakaan nuklir yang bisa saja membahayakan Eropa seiring dengan meningkatnya aktivitas militer di kawasan tersebut.

Rusia diketahui telah merebut pabrik Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina pada bulan Maret lalu setelah memulai invasinya ke Ukraina tanggal 24 Februari 2022. Meski jatuh ke tangan Rusia, situs tersebut masih dioperasikan staf Ukraina.

Baca Juga: PERHATIAN! 4 Penyebab Guru Batal Menerima Tunjangan Sertifikasi Guru (TPG) Triwulan 2

Rusia maupun Ukraina saling menyalahkan aktivitas militer yang terjadi di kawasan tersebut.

Kyiv menyebut Moscow telah menghantam kawasan tersebut sebanyak lima kali, termasuk kawasan di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif. Rusia disebut menembaki daerah itu sendiri sambil menyalahkan Ukraina.

Di sisi lain, pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan bahwa Ukraina sudah menembaki pabrik itu dua kali dan mengganggu pergantian shift.

Baca Juga: Info Final Pengangkatan dan Penempatan PPPK 2022 dari BKN serta KemenpanRB, Ini Link Pendaftarannya

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga tidak terima ketika negaranya dituduh  menciptakan bencana nuklir dengan menempatkan pasukan di sekitar pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

Rusia mengatakan bahwa Ukraina yang menyerang pabrik tersebut.

“Mereka [Kyiv dan sekutunya] mengatakan itu adalah Rusia. Itu jelas 100 persen omong kosong, bahkan untuk publik Russophobia yang bodoh,” kata Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.

Baca Juga: Kumpulan Lirik Lagu Pramuka untuk Sambut Hari Pramuka ke-61, Nyanyikan dengan Rekan Praja Muda Karana!

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional, mendesak kedua pihak untuk berhenti menyalahkan satu sama lain atas serangan di sekitar pembangkit nuklir tersebut.

Grossi mendesak agar para ahli nuklir segera diizinkan untuk menilai kerusakan dan mengevaluasi keselamatan dan keamanan di sekitar kompleks pembangkit nuklir.

Penembakan dan beberapa ledakan di kompleks pembangkit nuklir Zaporizhzhia disebut Grossi telah memaksa penutupan transformator tenaga listrik dan dua transformator cadangan serta memaksa penutupan satu reaktor nuklir.

Baca Juga: 22 Twibbon Terbaik Tema Hari Pramuka 2022, Pasang Foto dan Unggah di Berbagai Sosial Media

Meski telah diminta melepaskan pabrik pembangkit nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina, Rusia masih enggan mengambil langkah tersebut.

Legislator Rusia Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis rendah justru mengatakan bahwa mengembalikan pabrik ke kendali Ukraina adalah sebuah ejekan atas nama memastikan keamanan.

"Dan semua pernyataan menteri luar negeri G7 untuk mendukung tuntutan mereka tidak lain adalah 'sponsor terorisme nuklir'," ujar Leonid Slutsky.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler