Andy berharap dengan ini masyarakat dapat berupaya bersama untuk mendukung usaha pemenuhan hak-hak dari 85 kasus peristiwa Mei 1998.
Aksi massa yang berujung pada kerusuhan tanggal 13-15 Mei 1998 di Ibu Kota Jakarta juga beberapa daerah lain utamanya dipicu adanya krisis finansial Asia yang menyebabkan banyak perusahaan bangkrut serta jutaan orang menerima pemutusan hubungan kerja.
Kerusuhan tersebut selanjutnya berkembang hingga timbul penjarahan, perusakan, dan pembakaran fasilitas umum seperti mall, gedung perkantoran, pertokoan, tak luput juga kendaraan.
Tindakan kejahatan lain yang juga terjadi di masa reformasi seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, hingga pemerkosaan.
Sasaran amukan massa pada kejadian naas tersebut tidak hanya warga Tionghoa ataupun keturunan Tionghoa. Namun warga pribumi juga menjadi korban.
Aksi massa 13 hingga 15 Mei 1998 mendapat sorotan dunia. Presiden Soeharto yang saat itu menjabat pada tahun ke 32 mengundurkan diri kemudian memberikan kekuasaannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie.
Baca Juga: Gaji Tenaga Honorer Setiap Provinsi Untuk Profesi Ini Lumayan Besar, Simak Selengkapnya
Kejadian tersebut menandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru dan lahirnya masa reformasi.
Sampai saat ini Masa Orde Baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto yang didampingi enam wakil presiden berbeda masih menjadi era pemerintahan terlama di Indonesia.***