Tradisi Lebaran di Kota Solo, Mulai dari Sungkeman hingga Makan Opor Ayam Bersama, Simak Selengkapnya

27 April 2023, 23:47 WIB
Ilustrasi tradisi Lebaran di Kota Solo /Freepik/

BERITASOLORAYA.com - Lebaran atau hari raya Idul Fitri merupakan salah satu momen penting bagi umat muslim di Indonesia, termasuk di Kota Solo, Jawa Tengah. Kota Solo memiliki tradisi yang khas dalam menyambut dan merayakan Lebaran yang tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia.

Selain sebagai momen untuk bersilaturahmi dengan keluarga, Lebaran juga menjadi saat untuk memohon maaf dan memaafkan antar sesama. Selain itu, Lebaran juga menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai tradisi lebaran di Kota Solo, ada banyak tradisi yang dilakukan warga Solo untuk membuat momen Lebaran menjadi lebih bermakna dan memberikan kebahagiaan bagi semua orang.

Baca Juga: Tetap Sehat saat Cuaca Panas Melanda, Berikut Tips dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Sebagaimana dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman resmi Pemkot Surakarta, berikut tradisi yang dilakukan oleh warga di Kota Solo pada momen lebaran Idul Fitri:

1. Mudik Lebaran

Tradisi mudik atau pulang kampung saat Lebaran memang sangat fenomenal di Indonesia dan mungkin sulit ditemukan di negara lain.

Fenomena ini terjadi karena Indonesia memiliki mayoritas penduduk yang beragama Islam dan Lebaran menjadi momen penting bagi umat muslim, untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar di kampung halaman.

Baca Juga: Layanan Pelunasan Bipih sudah Kembali Dibuka, Calon Jemaah Haji Segera Lunasi sebelum Tanggal...

Selain itu, fenomena mudik Lebaran juga menjadi simbol dari semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat Indonesia.

Walaupun kadang-kadang memicu kemacetan dan kerumunan orang di sepanjang jalan, tradisi mudik Lebaran tetap menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang.

Selain untuk berkumpul bersama keluarga, tradisi mudik Lebaran juga menjadi kesempatan untuk menikmati keindahan alam dan wisata di sepanjang perjalanan menuju kampung halaman.

Baca Juga: Alhamdulillah, 121.734 Calon Jemaah Lunasi Biaya Haji Usai Libur Lebaran 2023, Kapan akan Diberangkatkan?

2. Sungkeman

Sungkeman merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Solo saat merayakan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.

Sungkeman dilakukan dengan cara merendahkan diri dan mencium tangan orang tua atau orang yang lebih tua, sebagai tanda penghormatan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan.

Tradisi sungkeman di Kota Solo memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dilakukan dengan menggunakan bantal sebagai alas saat melakukan sungkeman. Bantal yang digunakan biasanya berbentuk persegi panjang dan dilipat menjadi dua atau tiga bagian.

Hal ini dilakukan sebagai simbol penghormatan dan rasa kasih sayang yang diungkapkan melalui tindakan fisik.

Baca Juga: ASN Aceh Barat Tak Masuk Usai Libur Lebaran 2023, akankah Diberi Sanksi? Simak Penjelasan Sekda

3. Berbagi Fitrah

Di Kota Solo, tradisi Berbagi Fitrah dilakukan dengan membagikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, janda, dan kaum dhuafa lainnya.

Makanan yang biasanya dibagikan adalah nasi, lauk-pauk, dan buah-buahan. Selain itu, ada juga yang memberikan bantuan uang atau sembako kepada yang membutuhkan.

Tradisi Berbagi Fitrah ini menjadi sarana bagi umat Muslim untuk menunjukkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial terhadap sesama.

Melalui zakat fitrah, umat Muslim diharapkan dapat membantu meringankan beban dan kebutuhan hidup orang-orang yang membutuhkan, terutama di saat hari raya Idul Fitri.

Baca Juga: Indomie Ayam Spesial Ditarik di Taiwan, BPOM: Aman untuk Dikonsumsi di Indonesia

4. Makan Ketupat dan Opor Ayam

Makan Ketupat dan Opor Ayam adalah tradisi yang juga dilakukan oleh masyarakat Kota Solo saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat adalah makanan yang terbuat dari nasi yang dibungkus dengan daun kelapa, sementara opor ayam adalah masakan khas Indonesia yang terbuat dari ayam yang dimasak dengan santan, rempah-rempah, dan bumbu lainnya.

Tradisi makan Ketupat dan Opor Ayam di Kota Solo biasanya dilakukan pada saat pagi atau siang hari pada Hari Raya Idul Fitri. Makanan ini disajikan bersama-sama dengan hidangan lainnya, seperti sayur lodeh, sambal goreng ati, dan lain-lain.

Makanan ini memiliki nilai simbolis sebagai tanda syukur dan rasa bersyukur atas nikmat kesejahteraan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat Muslim di Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: YANG DITUNGGU-TUNGGU, Kementerian PANRB Siapkan Aturan Tentang Jabatan Fungsional Dosen, Simak Selengkapnya

Ketupat melambangkan kesucian dan kesederhanaan, sedangkan opor ayam melambangkan kesejahteraan dan keberlimpahan.

Selain itu, tradisi makan Ketupat dan Opor Ayam juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara anggota keluarga dan tetangga dalam satu lingkungan.

Kegiatan ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat Kota Solo karena, menjadi bagian dari tradisi budaya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Apakah Tenaga Honorer Jadi Dihapus? Inilah Pernyataan Komisi II DPR RI, Simak Selengkapnya

5. Nyekar ke Makam Keluarga

Tradisi Nyekar ke Makam Keluarga atau juga dikenal dengan sebutan "ziarah kubur" merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Solo saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada hari kedua atau ketiga Idul Fitri.

Nyekar ke Makam Keluarga adalah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Kota Solo karena melalui kegiatan ini, mereka dapat mengenang dan mendoakan arwah para leluhur dan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.

Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan kerabat yang masih hidup.

Pada saat Nyekar ke Makam Keluarga, masyarakat Kota Solo biasanya membawa bunga, kemenyan, dan makanan untuk diletakkan di atas makam sebagai tanda penghormatan dan kecintaan kepada orang yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: UPDATE, Timeline Pendaftaran Imam Masjid di Uni Emirat Arab yang Dibuka Kemenag

Setelah itu, mereka akan membaca doa dan mengucapkan zikir sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan kepada arwah para leluhur.

Tradisi Nyekar ke Makam Keluarga di Kota Solo memiliki nilai penting sebagai upaya untuk menjaga dan memperkuat hubungan antara generasi yang telah pergi dengan generasi yang masih hidup.

Selain itu, tradisi ini juga menjadi bagian dari identitas budaya Kota Solo yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan ketulusan dalam mempererat tali persaudaraan.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler