Hasil Survei 1.300 Responden, Segini Gaji Dosen per Bulan, Sesuai Tidak antara Kualifikasi dan Pendapatan?

2 Mei 2023, 10:08 WIB
Ilustrasi gaji dosen dan kesejahteraannya di Indonesia. /Pixabay/Sergii Koviarov

BERITASOLORAYA.com - Dosen Ilmu Manajemen Universitas Indonesia atau UI, Kanti Pertiwi memaparkan rata-rata gaji dosen berdasarkan hasil survei sementara terhadap 1.300 responden. Rata-rata gaji dosen yang diterima berdasarkan isian responden mayoritas berada di angka Rp2 juta hingga Rp5 juta per bulan.

“Rentang gaji yang paling banyak adalah di angka 2-3 juta per bulan, dan ada 4-5 juta per bulan, jadi mayoritas 2-5 juta per bulan,” tutur Kanti Pertiwi memaparkan gaji dosen rata-rata.

Selain itu, dosen juga bisa memperoleh pendapatan tambahan jika memegang jabatan struktural di masing-masing kampus.

Baca Juga: Honorer Dihapus November 2023, Non ASN di Surabaya Tak Akan Dilepas Ikut Pihak Ketiga? Wali Kota Sampaikan...

“Beberapa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi pejabat struktural di kampusnya masing-masing, walaupun itu jadi persoalan tersendiri,” ucap Kanti Pratiwi pada Senin, 1 Mei 2023.

Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa kualifikasi dosen harus menempuh pendidikan pada tingkat Strata 2 hingga Strata 3.

Untuk mencapai tingkat pendidikan tersebut, tentu menghabiskan biaya pendidikan yang tidak sedikit. Pendapatan dosen ini tentu tidak sebanding dengan kualifikasi dosen yang dipersyaratkan.

Kanti Pratiwi menjelaskan bahwa periode awal menjadi masa-masa kritis seorang dosen dalam merintis karir.

Baca Juga: Kado Presiden Jokowi di Hari Pendidikan Nasional, Gaji ke 13 akan Cair Lebih Cepat, Simak Selengkapnya

Dengan gelar S2 atau S3 yang dimiliki seorang dosen, mereka hanya memperoleh gaji Rp2 Juta hingga Rp3 Juta dan berbarengan dengan sedang membangun rumah tangga, memiliki cicilan rumah, dan mempersiapkan biaya sekolah anak.

Tetapi, data tersebut masih berupa data sementara karena analisis data responden masih belum selesai dan dalam proses.

Kanti Pratiwi mengungkapkan bahwa riset terkait gaji dosen ini dilakukan tanpa sponsor dan secara mandiri dengan beberapa dosen terlibat di dalamnya. Ia tergerak untuk merespon kegelisahan dosen untuk berbagi cerita tentang kondisi mereka.

Kanti juga menjelaskan bahwa setelah rilis survei dikeluarkan, masih banyak dosen yang belum puas karena ada pertanyaan dan kegelisahan yang belum terakomodasi.

Baca Juga: HONORER JANGAN RISAU! Menpan RB akan Selesaikan Penataan Non ASN Berdasarkan 4 Prinsip Ini, Simak di Sini

“Banyak yang belum puas, tetapi kami senang karena itu tandanya banyak yang antusias dengan inisiatif ini, ke depan mungkin bisa kami follow-up dengan riset yang lebih matang dari segi desain,” kata Akademisi UI tersebut.

Dalam hasil survei sementara, Kanti menemukan tiga temuan besar terkait dengan gaji dosen. Pertama, di Indonesia gaji dosen masih jauh dari layak.

“Kami memahami bahwa dosen itu menerima pendapatan tetap dari institusinya dengan berbagai macam komponen, kalau dosen tetap ada gaji pokok, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan beragam jenis honorarium, walaupun honorarium juga variabelnya tergantung jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) saat mengajar dan jumlah mahasiswa yang dibimbing pada satu periode tertentu,” ucap Kanti.

Kedua, banyak dosen muda setelah tamat studi doktoral langsung diangkat pejabat struktural, sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk penelitian malah lebih tergerus untuk fokus tanggung jawab jabatan.

Baca Juga: INI DIA! Guru ASN Berhak Mendapat Uang Tambahan dari Kemdikbud Ristek Setiap Bulan, Simak Syaratnya!

Ketiga, dosen memiliki beban yang cukup berat dengan ekspektasi tinggi, tetapi memperoleh kompensasi yang tidak seberapa.

Selain itu, Ia juga resah karena dosen pada masa kini menjadi objek pengawasan akibat dari sistem pendidikan neoliberalisme.

“Dosen-dosen muda banyak yang mengeluh kelimpahan pekerjaan administratif, mengurus jurnal yang kompensasinya tidak seberapa, atau harus mengikuti kepanitiaan yang sangat menyita waktu dan menguras tenaga. Jika terlambat mengisi kebutuhan administratif, angka kredit hangus, dan dosen cuma bisa diam,” ujar Kanti Pratiwi mengeluhkan.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler