INFO TERBARU! Pemerintah akan Salurkan BLT Rp600 Ribu, BLT El Nino Ganti Nama? Ini Penjelasannya

- 30 Januari 2024, 17:54 WIB
Pemerintah akan segera salurkan BLT baru 2024 pengganti BLT El Nino
Pemerintah akan segera salurkan BLT baru 2024 pengganti BLT El Nino /instagram.com/@perekonomianri

BERITASOLORAYA.com - Kabar gembira untuk masyarakat yang menantikan pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino 2024. Dalam waktu dekat, pemerintah akan menyalurkan BLT baru.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman ANTARA pada Selasa, 30 Januari 2024, besaran BLT baru tersebut sama dengan BLT El Nino, yaitu Rp200.000 per bulan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan BLT baru tersebut akan dicairkan untuk alokasi 3 bulan sekaligus, yaitu Januari, Februari, dan Maret 2024.

Sementara, untuk kelanjutannya akan dievaluasi kembali terkait bagaimana manfaatnya untuk masyarakat.

Baca Juga: Pinjaman Selain KUR BRI, Intip Program Kupedes BRI Berikut Keuntungan dan Perbedaan di Antara Keduanya!

Jumlah penerima bantuan untuk BLT yang baru juga sama seperti penerima BLT El Nino 2023, yaitu sebanyak 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Airlangga menyatakan BLT baru yang bernama BLT Mitigasi Risiko Pangan tersebut sebagai pengganti BLT El Nino.

Ia menambahkan anggaran BLT tersebut telah disetujui Menteri Keuangan untuk penyaluran 3 bulan pertama.

Airlangga juga menjelaskan mekanisme penerima bantuan BLT  tersebut berbeda dengan bantuan beras 10 kilogram bagi 22 KPM di tahun 2024.

Jadi, tidak semua masyarakat yang mendapatkan bantuan beras 10 kilogram juga mendapatkan BLT tersebut.

Sebab, pendataan BLT Mitigasi Risiko Pangan berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau PMK.

Baca Juga: CATAT, Inilah Syarat Pengajuan Bantuan Operasional Masjid Ramah, Resmi dari Kemenag

Sementara, bantuan beras adalah program pemerintah melalui cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan dilanjutkan hingga bulan Juni 2024.

Mengacu pada tahun 2023, pemberian BLT El Nino diberikan dengan sistem rapel 2 bulan atau Rp400 ribu dalam sekali pencairan.

BLT Mitigasi Risiko Pangan juga direncanakan bakal disalurkan secara rapel untuk alokasi 3 bulan atau KPM akan mendapatkan Rp600 ribu dalam sekali pencairan.

Menekan Laju Inflasi

Di sisi lain, Airlangga menyatakan berbagai kebijakan intervensi pasar mampu menahan kenaikan harga pangan pada 2023.

Di antaranya melalui pemberian bantuan pangan beras kepada 21,3 juta KPM, BLT El Nino, dan penyaluran beras SPHP.

Selain itu, juga ada operasi pasar murah, gerakan pangan murah di daerah, serta bantuan biaya logistik untuk memfasilitasi distribusi pangan.

Optimalisasi intervensi pasar tetap menjadi prioritas untuk dilanjutkan di tahun 2024 agar menjaga stabilitas harga pangan.

Baca Juga: KUR BRI 2024: Ternyata Begini Cara Akses Dana KUR BRI Secara Online, Cukup Pakai HP!

"Salah satu bantuan yang akan tetap berjalan adalah bantuan pangan dan BLT Mitigasi Risiko Pangan 2024 sebagai kelanjutan BLT El Nino 2023,” ujar Airlangga dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman ekon.go.id.

Dari intervensi itu diharapkan inflasi akan tetap stabil dan terkendali pada 2024. Namun, beberapa risiko tetap perlu diwaspadai pemerintah karena dapat memberikan tekanan inflasi.

Tekanan tersebut terutama berasal dari fluktuasi harga komoditas global akibat tensi geopolitik maupun fenomena El Nino yang masih berlangsung.

"Kami berharap, inflasi 2024 tetap terjaga stabil dan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” kata Airlangga.

Sebagai informasi, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan tetap stabil di tahun 2024.

Proyeksi pertumbuhan diperkirakan di atas 5 persen dan didukung inflasi yang tetap terkendali.

Berdasarkan data pemerintah, pencapaian inflasi Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 2,61 persen (yoy). Realisasi tersebut menurun dibandingkan tahun 2022 sebesar 5,51% (yoy).

Baca Juga: YES! 18,8 Juta KPM Dapat BLT Pangan Rp600 Ribu, Cair Februari 2024, Cek Cara Daftar Penerima Bansos DisIni

Penurunan itu menjadi yang terendah dalam dua dekade terakhir. Dari angka inflasi tersebut, inflasi Indonesia menjadi salah satu yang terendah di antara berbagai negara G20 lainnya.

Seperti Argentina dengan 211 persen yoy, Turki dengan 64,77 persen yoy, dan Rusia dengan 7,40 persen yoy.

Juga India dengan 5,69 persen yoy, Afrika Selatan dengan 5,10 persen yoy, Inggris dengan 4,00 persen yoy, serta Amerika Serikat dengan 3,40 persen yoy.

Komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi tahun lalu, yaitu beras dengan 0,53 persen dan cabai merah dengan 0,24 persen.***

Editor: Dian R.T.L. Syam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah