Benjamin Netanyahu Kunjungi Lokasi Insiden Festival Keagamaan, Ini Reaksi Tak Terduga Warga Israel

- 1 Mei 2021, 14:51 WIB
Reuters
Reuters /Instagram/@b.netanyahu

PR SOLORAYA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat reaksi tak terduga dari pengunjuk rasa yang berduka akibat insiden festival keagamaan Yahudi di kota Gunung Meron.

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Al Jazeera pada Sabtu, 1 Mei 2021, pengunjuk rasa dikabarkan melemparkan botol kosong dan meneriakkan sesuatu bernada penghinaan kepada Benjamin Netanyahu.

Insiden mematikan di festival keagamaan Yahudi di kota Gunung Meron yang dikenal dengan perayaan Lag BaOmer itu mengakibatkan setidaknya 45 orang tewas dan 150 lainnya terluka.

Baca Juga: Pasar Takjil Loji Gandrung di Solo Mulai Dibuka Sore Ini, 1 Mei 2021, Ada Lebih dari 30 Menu Dijajakan

Benjamin Netanyahu, yang menggambarkan insiden itu sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah Israel, mengumumkan bahwa besok Minggu 2 Mei 2021 ditetapkan sebagai hari berkabung nasional.

Ia menyatakan simpati kepada keluarga korban. Ia juga bertemu polisi dan orang-orang yang terlibat dalam upaya penyelamatan.

Lebih lanjut, Perdana Menteri Israel itu turut menjanjikan penyelidikan penuh atas insiden mematikan tersebut.

Baca Juga: Bicara soal Kesejahteraan, DFW: Banyak Buruh dan Pekerja Perikanan yang Kerja Tanpa Asuransi

“Apa yang terjadi di sini sangat memilukan. Ada orang yang tertindih sampai mati, termasuk anak-anak," kata Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, Presiden Israel Reuven Rivlin meminta mereka yang sedang mencari orang hilang menghubungi kantor kepresidenan.

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya,” katanya.

Baca Juga: Sebut Ada Sesuatu Antara Nathalie Holscher dan Putri Delina, Pakar Ekspresi: Ada Jarak yang Terbentuk

Menteri Kesehatan Israel Yuli Edelstein mengunjungi beberapa yang terluka di Ziv Medical Center di Safed Israel utara. Edelstein mengatakan hampir semua korban telah diidentifikasi.

Insiden mematikan itu terjadi ketika sejumlah besar orang yang mencoba keluar dari situs, kemudian mereka memadati lorong sempit seperti terowongan.

Saksi mata mengatakan orang-orang mulai jatuh saat mereka menuruni tangga logam yang licin dan menimpa satu sama lain di dekat ujung jalan setapak.

Baca Juga: Upaya Denuklirisasi Korea Utara, Presiden AS Joe Biden Akan Lakukan Pendekatan Baru

Pada tahun lalu, perayaan ini ditiadakan karena Covid-19, akibatnya untuk tahun ini acara itu menarik lebih banyak puluhan ribu orang untuk terlihat berkumpul bersama, bernyanyi, menari, dan menyalakan api unggun dengan suka cita.

Pihak berwenang telah mengizinkan 10.000 orang untuk berkumpul di situs makam Rabbi Shimon Bar Yochai, seorang pendakwah Talmud pada abad kedua, tetapi penyelenggara mengatakan lebih dari 650 bis telah disewa dari seluruh negeri yang membawa setidaknya 30.000 peziarah ke Gunung Meron.

Eli Beer, direktur layanan penyelamatan Hatzalah, mengatakan bahwa dia merasa ngeri dengan ramainya acara itu, dan mengatakan bahwa situs tersebut dilengkapi dengan fasilitas untuk menangani mungkin seperempat dari jumlah yang ada di sana.

Baca Juga: Resmi Ditetapkan sebagai Aksi Terorisme, Tim Densus 88 akan Diterjunkan Tangani KKB di Papua

Kemudian pada Jumat, kegiatan ziarah pemakaman itu diadakan di Yerusalem dan kota Bnei Brak yang sebagian besar ultra-Ortodoks, di mana pria haredi dengan mantel hitam panjang tradisional berbaris di jalan untuk berkabung.

Sekitar 5.000 personel polisi telah dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut, pertemuan publik terbesar di negara itu selama pandemi virus corona.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah