Nadiem Makarim Diminta Perhatikan Guru Lulus PG yang Tidak Dapat Formasi pada Seleksi ASN PPPK 2022

- 12 November 2022, 18:59 WIB
Ilustrasi guru yang lulus PG
Ilustrasi guru yang lulus PG /Edmond Dantès/Pexels
 
BERITASOLORAYA.com - Rekrutmen ASN PPPK 2022 dibahas dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama dengan Kemdikbud Ristek.

Pembahasan mengenai ASN PPPK 2022 untuk guru, terutama dalam peserta yang memenuhi nilai ambang batas dan tidak mendapatkan formasi.

Sehubungan dengan rekrutmen ASN PPPK 2022, disampaikan oleh Anita Jacoba Gah selaku Anggota Komisi X DPR DPR RI, bahwa banyak peserta guru yang menangis.
 
Baca Juga: Ide Bisnis Rumahan Kuliner Modal Sedikit, Apa Itu?

“Yang sudah mengabdi belasan tahun di daerah-daerah terpencil yang sampai hari ini masih menangis (guru), karena mereka (guru) tidak pernah merasakan keadilan dari Pemerintah,” kata Anita.

Anita menyebut bahwa banyak guru yang sudah mengabdi belasan tahun, di desa-desa, pelosok-pelosok dan harus menyebrang sungai.

"Kalau orang NTT bilang, yang kalau banjir mereka harus bertaruh nyawa, yang sampai saat ini mereka belum bisa lolos PPPK,” katanya.

Anita selaku anggota Komisi X DPR RI, meminta Nadiem Makarim, yang turut hadir dalam Raker, untuk memerhatikan guru-guru yang telah mengabdi lama.
 
 
“Saya minta perhatian Pak Menteri (Nadiem Makarim) dan seluruh jajaran untuk guru-guru yang ada di pedalaman, yang sudah mengabdi belasan tahun,” ucapnya.

Disampaikan oleh Anita bahwa dirinya telah ditemuinya guru-guru yang sudah mengabdi belasan tahun, tidak lolos dalam seleksi PPPK guru dengan berbagai alasan.

"Bukti ada guru yang satu tahun, dua tahun mengajar lolos seleksi PPPK, mereka (guru) yang sudah belasan tahun tidak lolos dengan berbagai macam alasan,” kata Anita.

Atas hal ini, Anita mempertanyakan rekrutmen PPPK guru 2022 yang dinilainya tidak adil untuk para guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi.
 
 
“Sebab itu saya minta Pak Menteri (Nadiem Makarim) mari kita coba ingat ini, bagaimana justru mereka-mereka ini yang sudah belasan tahun (mengabdi), yang tidak pernah diperhitungkan oleh negara,” katanya.

Guru yang sudah mengabdi lama, bahkan hingga puluhan tahun, menurut Anita tidak perlu lagi dipertanyakan kualitasnya saat mengikuti seleksi PPPK 2022.

Menurut Anita, para guru itu sudah banyak berkorban untuk negara, sebab hatinya yang mulia.

"Justru mereka itu yang seharusnya mendapatkan prioritas untuk diangkat (PPPK), apapun alasannya kalau menurut saya, mereka sudah tidak pantas lagi diukur dengan apapun, karena terlalu mulia hati mereka, Pak,” kata Anita.
 
Ditegaskan oleh Anita bahwa persoalan-persoalan tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi Kemdikbud Ristek pada rekrutmen PPPK guru 2022.

"Mereka tidak pernah berhitung-hitung dengan gaji, tapi ketika ada PPPK yang ditawarkan oleh pemerintah 1 juta, kenapa sampai hari ini mereka (honorer yang sudah mengabdi) tidak pernah lolos. Sangat menyedihkan Pak Menteri,” kata Anita.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x