Network
BERITASOLORAYA.com - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen hingga 5,9 persen pada tahun 2024.
Tujuan ini diarahkan untuk menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan memperhatikan risiko dan dinamika baik di dalam negeri maupun global.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI yang membahas Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024, Sri Mulyani menjelaskan bahwa penetapan target tersebut didasarkan pada guncangan besar dalam perekonomian global yang disebabkan oleh kebijakan fiskal AS yang tidak menentu dan ketegangan geopolitik global yang berlanjut.
Baca Juga: RESMI, Tenaga Honorer Berikut Dapat Tunjangan Rp1.500.000 Perorang? Begini Kata Menkeu
Selain itu, pertimbangan juga diberikan terhadap kondisi perekonomian dalam negeri yang saat ini cenderung stabil.
Pemerintah juga mengusulkan beberapa indikator ekonomi makro sebagai dasar dalam penyusunan RAPBN 2024. Indikator tersebut meliputi kisaran inflasi antara 1,5 hingga 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp14.500 hingga Rp15.300, serta tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 Tahun berkisar antara 6,49 hingga 6,91 persen.
Selain itu, terdapat pula perkiraan harga minyak mentah Indonesia sekitar 75 hingga 85 dolar AS per barel, produksi minyak bumi sekitar 597 ribu hingga 652 ribu barel per hari, serta produksi gas sekitar 999 ribu hingga 1,54 juta barel setara minyak per hari.
Dengan adanya indikator-indikator tersebut, kebijakan fiskal tahun depan ditujukan untuk memperkuat struktur perekonomian nasional dan tingkat produktivitas melalui percepatan transformasi ekonomi.
