Keempat, soal transparansi. Kalian tidak perlu takut karena seluruh informasi reksadana adalah transparan. Bahkan, investor dapat mengetahui reksadana sudah diinvestasikan pada aset-aset apa saja.
Risiko Reksadana
Sebelum membeli reksadana, seorang investor sebaiknya membaca dan paham tentang laporan kinerja reksa dana tersebut.
Oleh karena itu, risiko reksadana meliputi: Pertama, risiko nilai unit yang berkurang. Ternyata, Reksadana dapat mengalami penurunan nilai investasi yang dipengaruhi oleh perkembangan pasar uang dan modal.
Kedua, risiko likuiditas. Risiko ini khusus untuk Reksadana Tertutup, artinya seorang investor tidak bisa menjual investasinya kapan saja. Pasalnya, penjualannya harus dilakukan di Bursa, dan itu biasanya sangat bergantung pada permintaan serta penawaran yang ada.
Ketiga, mismanajemen pengelolaan. Hal ini bisa saja terjadi jika seorang manajer investasi tidak berhasil mengelola portofolio Efeknya, sehingga Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Reksa Dana juga menurun.
Cara Membeli
Diketahui, bahwa pembelian reksadana bisa dilakukan melalui badan hukum Manajer Investasi. Manajer Investasi inilah yang akan menerbitkan dan mengelola Reksa Dana.
Selain itu, seorang investor juga bisa membeli melalui Bank yang bertindak sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).
Oleh karena itu, sebelum membeli reksadana maka siapkan terlebih dahulu, KTP/SIM dan NPWP, agar dapat membuka rekening sebelum membeli reksa dana.