Obligasi ini merupakan bentuk investasi dalam reksa dana yang ditanamkan pada portofolio instrumen utang. Investor membeli unit penyertaan reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dan nilai investasi akan berfluktuasi tergantung pada kinerja portofolio obligasi yang dimiliki.
Baca Juga: Ingin Tahu Berapa Besar BOSP yang Didapat? Simak Ulasan Berikut, Cara Menghitung dan Ketentuannya
Obligasi dapat memberikan keuntungan berupa bunga atau kupon yang dibayarkan secara periodik kepada investor. Selain itu, nilai obligasi juga dapat mengalami kenaikan atau penurunan tergantung pada kondisi pasar.
Sebagai investasi, obligasi memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham, namun juga memiliki potensi imbal hasil yang lebih rendah. Kekurangan investasi obligasi secara lengkap dapat disimak dalam penjabaran berikut.
1. Risiko Inflasi
Investasi obligasi rentan terhadap risiko inflasi terutama jika tingkat inflasi lebih tinggi daripada kupon yang diperoleh dari obligasi. Hal ini dapat mengurangi daya beli dan nilai aktual dari pendapatan investasi.
2. Risiko Kredit
Obligasi diterbitkan oleh pihak yang memerlukan pendanaan seperti perusahaan atau pemerintah, sehingga ada risiko default atau gagal bayar dari pihak yang menerbitkan obligasi.
Risiko kredit dapat diperkirakan dengan melihat kredit rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Standard & Poor's atau Moody's, namun tetap ada risiko gagal bayar meskipun dengan kredit rating yang tinggi.