Obligasi: Instrumen Investasi dengan Pendapatan Pasti Bikin Tenang di Hati

- 15 Maret 2023, 18:20 WIB
Ilustrasi investasi obligasi
Ilustrasi investasi obligasi /Pixabay/Pictavio

BERITASOLORAYA.com - Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari investor. Di Indonesia, obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan investor.

Salah satu kelebihan investasi obligasi adalah pendapatan tetap yang diperoleh oleh investor dalam bentuk kupon atau bunga yang dibayarkan secara periodik. Hal ini memberikan kepastian penghasilan bagi investor.

Meskipun obligasi memiliki risiko yang lebih rendah daripada saham, namun obligasi masih memiliki potensi imbal hasil yang menarik terutama jika dibandingkan dengan simpanan di bank atau deposito. 

Baca Juga: Waduh! 32 Pelamar P1 PPPK Guru 2022 di Daerah Ini Dibatalkan Penempatannya, Kepala BKPSDM Beri Keterangan

Imbal hasil yang lebih tinggi dapat diperoleh dari obligasi dengan memilih risiko yang lebih tinggi seperti obligasi korporasi yang memiliki kredit rating rendah. Namun hal ini perlu dipertimbangkan dengan profil risiko investasi Anda.

Obligasi dapat menjadi pilihan investasi yang baik untuk melakukan diversifikasi portofolio karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham. Dengan menambahkan obligasi dalam portofolio, risiko investasi dapat dikelola secara lebih efektif dan membantu mengurangi potensi kerugian.

Obligasi juga memiliki tingkat likuiditas yang tinggi sehingga investor dapat menjual obligasi dengan mudah di pasar sekunder jika dibutuhkan. Selain itu, nilai obligasi cenderung stabil dan tidak fluktuatif sehingga investor dapat menghindari potensi kerugian besar yang biasa terjadi pada pasar saham.

Baca Juga: Tidak Ada PHK Massal, Pemerintah Siapkan 700 Ribu Formasi untuk Tenaga Honorer

Ada berbagai jenis obligasi yang dapat dipilih oleh investor, mulai dari obligasi korporasi, obligasi negara, obligasi daerah, hingga obligasi reksa dana. Setiap jenis obligasi memiliki risiko dan karakteristik yang berbeda sehingga investor dapat memilih jenis obligasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi.

1. Obligasi Korporasi

Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan swasta sebagai sumber pendanaan tambahan. Biasanya, perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi memiliki kredit rating yang baik.

2. Obligasi Negara

Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah sebagai sumber pendanaan untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan kepentingan umum lainnya. Obligasi negara juga dikenal sebagai Surat Utang Negara SUN.

Baca Juga: Pengumuman Hasil PPPK Guru 2022 Telah Rilis. Bagaimana Selanjutnya? Simak Jelasnya di Sini...

3. Obligasi Daerah

Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di daerahnya. Obligasi daerah juga dikenal sebagai Surat Utang Daerah SUD.

4. Obligasi Ritel

Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dijual secara langsung kepada perorangan melalui mitra distribusi yang ditunjuk. Obligasi ini biasanya disebut dengan ORI.

4. Obligasi Reksa Dana

Obligasi ini merupakan bentuk investasi dalam reksa dana yang ditanamkan pada portofolio instrumen utang. Investor membeli unit penyertaan reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dan nilai investasi akan berfluktuasi tergantung pada kinerja portofolio obligasi yang dimiliki.

Baca Juga: Ingin Tahu Berapa Besar BOSP yang Didapat? Simak Ulasan Berikut, Cara Menghitung dan Ketentuannya

Obligasi dapat memberikan keuntungan berupa bunga atau kupon yang dibayarkan secara periodik kepada investor. Selain itu, nilai obligasi juga dapat mengalami kenaikan atau penurunan tergantung pada kondisi pasar. 

Sebagai investasi, obligasi memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham, namun juga memiliki potensi imbal hasil yang lebih rendah. Kekurangan investasi obligasi secara lengkap dapat disimak dalam penjabaran berikut.

1. Risiko Inflasi

Investasi obligasi rentan terhadap risiko inflasi terutama jika tingkat inflasi lebih tinggi daripada kupon yang diperoleh dari obligasi. Hal ini dapat mengurangi daya beli dan nilai aktual dari pendapatan investasi.

Baca Juga: 4 Kategori P1 Ini Dapat Tempat Khusus pada Seleksi ASN PPPK Guru 2023, Tanpa Tes Bahkan Langsung Ditempatkan

2. Risiko Kredit

Obligasi diterbitkan oleh pihak yang memerlukan pendanaan seperti perusahaan atau pemerintah, sehingga ada risiko default atau gagal bayar dari pihak yang menerbitkan obligasi. 

Risiko kredit dapat diperkirakan dengan melihat kredit rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Standard & Poor's atau Moody's, namun tetap ada risiko gagal bayar meskipun dengan kredit rating yang tinggi.

3. Risiko Pasar

Nilai obligasi dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar dan suku bunga. Jika suku bunga naik, harga obligasi dapat turun dan sebaliknya jika suku bunga turun, harga obligasi dapat naik. Risiko pasar ini dapat menyebabkan nilai investasi mengalami fluktuasi dan menimbulkan kerugian.

4. Kurangnya Likuiditas

Meskipun obligasi memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, namun pada kondisi pasar tertentu seperti pada krisis keuangan, likuiditas obligasi dapat menurun dan investor mungkin kesulitan untuk menjual obligasi dengan harga yang sesuai.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH, 550 Ribu Guru Honorer Ini Akhirnya Dapat Penempatan, Jadwal Selanjutnya

5. Terbatasnya Potensi Keuntungan

Meskipun obligasi memiliki potensi imbal hasil yang menarik, namun potensi keuntungan dari investasi obligasi terbatas dibandingkan dengan investasi saham atau investasi lainnya yang memiliki risiko lebih tinggi.

6. Biaya Transaksi

Terdapat biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh investor saat melakukan pembelian atau penjualan obligasi, seperti biaya komisi dan pajak yang dapat mengurangi imbal hasil yang diperoleh.

Investasi obligasi dapat menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi saham. 

Obligasi juga dapat digunakan untuk diversifikasi portofolio dan memperoleh imbal hasil yang menarik serta memiliki likuiditas yang tinggi. Namun seperti investasi lainnya obligasi memiliki risiko dan kekurangan yang harus diperhatikan oleh investor seperti risiko inflasi, risiko kredit, risiko pasar, dan biaya transaksi. 

Baca Juga: Sujud Syukur, 3.043 Pelamar P1 PPPK Guru yang Penempatannya Dibatalkan Dapat Kabar Bahagia

Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi obligasi, sebaiknya investor mempertimbangkan tujuan investasi, profil risiko, dan mempelajari karakteristik dan risiko dari jenis obligasi yang dipilih.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: OJK Kemenkeu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah